dan segala ide yang terbit lalu lepas terhempas laju angin menuju Merbabu
dan apa yang menjadi renunganku malam hari redup sendu
dengan sajak yang tak berima dan tak terukir atas kertas bahkan buku
ide-ide tentang keberadaan siapa
apalagi ideologi yang terbentuk setelahnya
dan muncul kembali buah pikir gila
namun sayang, kontradiktif dengan norma
jangan pernah tanya kenapa aku bisa menyayangi orang yang bahkan hadirnya tidak sesering bayangan
akupun gagal paham dan malah berangan
jangan pernah menerka kenapa matamu selalu berhasil membuatku mabuk tiap kali aku bertemu keduanya
akupun tahu sembahyangku kelak tak kan diterima oleh-Nya
jangan pernah sekalipun bertanya sejak kapan aku bernafsu untuk memanjati punggung tegapmu itu
aku sangat tahu, kamu tidak pernah bisa mengerti apa arti rindu
secara definitif, ataupun filosofis
kamu tak akan pernah tahu
karena bahkan seujung jengkalmu tak ada minat untuk menyelami duniaku
dan aku melarangmu, karena aku tahu
kamu belum mampu menyelam tanpa alat bantu
pun setelahnya, kapalmu tak akan berlabuh di dermagaku
No comments:
Post a Comment