hal yang paling kubenci keberadaannya saat ini adalah keabstrakanku

dan segala ide yang terbit lalu lepas terhempas laju angin menuju Merbabu

dan apa yang menjadi renunganku malam hari redup sendu

dengan sajak yang tak berima dan tak terukir atas kertas bahkan buku

ide-ide tentang keberadaan siapa

apalagi ideologi yang terbentuk setelahnya

dan muncul kembali buah pikir gila

namun sayang, kontradiktif dengan norma

jangan pernah tanya kenapa aku bisa menyayangi orang yang bahkan hadirnya tidak sesering bayangan

akupun gagal paham dan malah berangan

jangan pernah menerka kenapa matamu selalu berhasil membuatku mabuk tiap kali aku bertemu keduanya

akupun tahu sembahyangku kelak tak kan diterima oleh-Nya

jangan pernah sekalipun bertanya sejak kapan aku bernafsu untuk memanjati punggung tegapmu itu

aku sangat tahu, kamu tidak pernah bisa mengerti apa arti rindu

secara definitif, ataupun filosofis

kamu tak akan pernah tahu

karena bahkan seujung jengkalmu tak ada minat untuk menyelami duniaku

dan aku melarangmu, karena aku tahu

kamu belum mampu menyelam tanpa alat bantu

pun setelahnya, kapalmu tak akan berlabuh di dermagaku

Ia di sana
Menunggu bersama buku kesayangannya
Yang tak pernah lepas lekatan tangannya

Dan nona hanya diam termenung
Berkhayal di malam yang mendung
Menahan rindu yang menggunung

Tapi ia tetap lah disana
Tak ada selewat kata
Memang tidak ada perkara

Hanya nona yang setelahnya mungkin saja berkurung
Dengan tampang tertekuk tanda murung
Serasa sedang berkabung

Rahasia

berderap langkah berima

dengan rahasia di balik setiap bayangnya

entah terkuak entah tiada

aku hanya ingin bersajak saja

sejenak terhempas aku akan tatapan

seketika melayang aku akan ucapan

membuat pandangan merajut suratan

yang barangkali tindak tanduk berperan

entah apa yang ada di kepala

menyalahkan siapa karena apa

berspekulasi kita dan menerka

siapa yang bersiul berirama

menari dan berlari di dalam kepala

siapa dalang di balik jeratan

akan asa yang tertekan

goyah semua karena getaran

walau hanya diam kumenopang sandaran

enyah siapa yang membalik rahasia

menjadi bongkahan kalimat tak berkata

menjawab pun tiada kuasa

yang wajib tahu hanya dirinya

should I feel bad...
for being too fast?

well, I don't know.
'cause since you sang that song to me
things changed.

should I feel bad
for being too fast?

and still..
I don't know.
the other night you said it might not work out
so what?

should I really feel bad
for being surprisingly yet unconsciously too fast?

that last night you explained things
means that you might not into me
things got blurry

oh really..
should I feel bad
for being too fast?

if only you knew..
you already got me at the "hello".

aku selalu berkhayal

jika saja mata kita tidak pernah bertegur sapa dengan caranya

akankah hari ini menjadi hari ini?

akankah tiap ucap itu

bertahan lama dalam benakku?

akankah kata yang terangkai

dapat menjadi lantunan pengantar lelapku?

dan detik ini aku bersyukur

karena waktu

yang menjadi penggerak kisah berima ini

kau dan aku

kita sama sama diam

namun secara tidak sadar kita berpindah

karena waktu

dan mempertemukan mata kita

hingga mereka bertegur sapa

dan membuatku tersadar

akan kelana yang selama ini tak berarti

karena mungkin saja

aku lebih baik diam

membiarkan ia berlari sendiri

tanpa perlu kususul

sementara jika diam

waktu yang menggerakkanku

dan mempertemukanku denganmu

hingga hari ini menjadi hari ini

Teruntuk di ketinggian 260 meter di atas permukaan laut.

Umur yang semakin bertambah

Pengalaman yang tumbuh seiring usia

Walaupun berkali-kali kucoba singgah di persimpangan yang berbeda

Dan bertemu pribadi-pribadi beragam

Tapi entah kenapa

Lagi, dan lagi

Di tiap kelanaku dalam pencarian permata itu

Yang kutemui, tidak lain dan tidak bukan

Adalah kamu

Setidaknya dalam setiap besit pikirku.

Things change as I enrolled the 2nd term of college. Thanks to technology. Because of you maybe I am gonna failed in some subjects.

No, that's never gonna happen.

Ok time to study, see ya later, people.